5 Penyebab Kucing Tidak Mau Makan dan Tidur Terus

Mengetahui kucing kesayangan tiba-tiba mogok makan membuat pikiran jadi was-was. Ini kucing kenapa ya? Cing, kalau kamu nggak makan, nanti kamu jatuh sakit. Jangan begitu sih! Tapi, kucing dengan polosnya hanya melengos dan kembali tidur.

Kondisi tersebut tidak baik kalau dibiarkan. Karena itu, sebagai pemilik kucing yang sayang dengan kucingnya, kamu harus mempelajari penyebab kucing tidak mau makan. Dan sesegera mungkin mencari solusi. Biar lebih jelas, yuk, langsung disimak pembahasan terkait 5 penyebab kucing tidak mau makan.

1. Terjadi Peradangan pada Gusi dan Mulut Kucing

Kasus peradangan gusi dan mulut kucing merupakan salah satu penyakit kucing yang umum menyerang kucing peliharaan yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan gigi tahunan. Peradangan pada gusi dan mulut kucing akan menyebabkan kucing tidak mau makan. Karena, apabila gusi atau mulut kucing mengalami luka hingga terjadi peradangan, kucing akan kesulitan makan. Di mana, kucing akan merasa kesakitan saat mengunyah makanan. Akibatnya, kucing jadi tidak mau makan.

Beberapa jenis peradangan pada gusi dan mulut kucing yang sering membuat kucing tidak mau makan, di antaranya:

  1. Sariawan.
  2. Gingivitis.
  3. Periodontitis.
  4. Scabies Mulut.
  5. Tumor Mulut.
  6. Kanker Mulut.
  7. Infeksi bakteri di jaringan mukosa mulut.

Beberapa ciri kucing tidak mau makan yang disebabkan peradangan mulut adalah mulut kucing mengeluarkan air liur berlebihan. Dan air liur tersebut cenderung kental dan baru. Jika kucing kamu mengalami gejala tersebut, segera periksa gigi, gusi, lidah dan rongga mulut kucing. Kemungkinan kucing terserang peradangan.

Jika kamu belum punya pengetahuan tentang pemeriksaan kesehatan gigi, gusi dan rongga mulut kucing, segera bawa kucing ke klinik dokter hewan terdekat. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan dan memberikan pengobatan secepatnya.

2. Infeksi Saluran Pencernaan

Penyebab kucing tidak mau makan selanjutnya adalah terjadi infeksi pada saluran pencernaan kucing. Infeksi saluran pencernaan merupakan kondisi di mana, saluran pencernaan kucing (lambung, usus halus hingga usus besar) mengalami peradangan. Peradangan pada saluran pencernaan kucing bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

  1. Cacingan.
  2. Infeksi bakteri.
  3. Virus Panleukopenia.
  4. Tumor usus.
  5. Luka di lambung.

Secara kasat mata, kita tidak bisa melihat seperti apa tingkat infeksi yang terjadi di dalam saluran pencernaan kucing. Tapi, ada ciri-ciri fisik dan perilaku pada kucing yang terserang infeksi saluran pencernaan, di antaranya:

  • Kucing mengalami diare parah.
  • Berat badan kucing tiba-tiba menurun.
  • Kucing kehilangan nafsu makan.
  • Aroma nafas dan mulut kucing berbau busuk.
  • Kucing muntah.

Memang benar, infeksi saluran pencernaan pada kucing itu sangat sakit. Kucing yang terserang infeksi akan mengalami mual, diare dan kehilangan nafsu makan. Intinya, karena perut bagian bawah kucing sakit, kucing tidak mau makan.

Untuk menyembuhkan kucing yang mengalami infeksi saluran pencernaan, kamu harus meminta pertolongan kepada dokter hewan. Nanti, dokter hewan akan meresepkan obat antibiotik untuk membunuh bakteri dan penyakit yang menyebabkan infeksi.

Jika dibutuhkan, dokter hewan bisa melakukan peneropongan saluran usus kucing dengan alat kolonoskop. Sehingga, dokter hewan dapat mendiagnosis penyakit dengan tepat. Sehingga, dokter hewan dapat meresepkan obat dengan tepat agar kucing cepat sembuh dan kembali doyan makan.

3. Kucing Demam Tinggi

Biasanya, kucing yang mengalami demam juga menunjukkan perilaku tidak mau makan. Hal ini karena demam tinggi dapat membuat kucing meriang, menggigil, kehilangan indra penciuman, hingga sakit parah. Akibatnya, kucing kehilangan selera makan dan tidak mau makan.

Ciri-ciri kucing demam tinggi, di antaranya:

  • Suhu badan kucing lebih dari 39 derajat Celsius saat diukur dengan termometer melalui dubur kucing.
  • Kucing telihat lemas, pucat dan dehidrasi.
  • Kucing tidak mau makan dan tidur terus.

Demam sebenarnya bukan penyakit. Demam merupakan kondisi di mana, sistem imun di dalam tubuh kucing sedang berperang melawan kuman, bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Pertarungan sel imun dan penyakit tersebut membuat suhu badan kucing naik.

Jika bakteri atau virus tidak kunjung dikalahkan, maka beberapa sel di sekitar tubuh kucing mengalami gangguan. Maka dari itu, muncul gejala demam tinggi, mual, pusing, nyeri hingga sakit di sekujur tubuh kucing.

Untuk pertolongan pertama, kamu dapat mengatasi demam kucing dengan mengikuti panduan cara mengobati demam kucing secara mandiri di rumah. Jika kucing cuma menderita demam ringan, dalam waktu 2-3 hari demam kucing akan menurun dan kucing akan doyan makan lagi.

Namun, apabila demam kucing tetap tinggi lebih dari 3 hari, itu pertanda serangan bakteri dan virus jahat sangat kuat. Mau tidak mau, kamu harus segera membawa kucing ke dokter hewan untuk mendapatkan pengobatan intensif.

4. Kucing Kehilangan Selera Makan

Bukan hanya manusia yang bisa kehilangan selera makan. Kucing juga bisa tidak mau makan karena kehilangan selera makan. Ada beberapa penyebab kucing kehilangan selera makan, di antaranya:

  • Kucing bosan dengan makanannya sehari-hari.
  • Kucing sedang meriang atau flu, sehingga indra penciuman kucing terganggu.
  • Lidah kucing terasa pahit karena kucing sedang sakit.
  • Kucing sedang malas makan karena belum mendapatkan pasangan kawin saat birahi berat.
  • Gusi kucing sakit sehingga tidak nyaman untuk makan.

Kalau sudah seperti itu, kamu perlu melakukan tiga hal.

  • Pertama, sembuhkan penyakit kucing secepatnya.
  • Kedua, berikan makanan basah kucing yang beraroma kuat dan lezat. Kamu bisa coba Royal Canin Recovery, Purina Fancy Feast hingga Pate. Makanan tersebut sangat enak bagi kucing dan menggugah selera.
  • Ketiga, berikan vitamin B kompleks atau minyak ikan untuk meningkatkan nafsu makan kucing.

Dalam waktu 1-2 minggu, kucing yang tadinya tidak mau makan, dia akan lahap makan setiap hari.

5. Kucing sedang Stres Berat

Penyebab kucing tidak mau makan yang terakhir adalah kucing sedang stres berat. Sama seperti manusia, kucing yang stres berat lebih senang menyendiri, berperilaku anarki dan mudah mengamuk. Hal ini karena kondisi emosional kucing sedang tidak stabil.

Beberapa penyebab kucing mengalami stres berat, di antaranya:

  • Kucing tidak kunjung mendapatkan pasangan saat masa kawin tiba.
  • Kucing pindah ke rumah baru yang kurang nyaman.
  • Kucing mengalami kelumpuhan.
  • Kucing betina kehilangan anaknya.
  • Anak kucing kehilangan induknya.
  • Kucing baru saja dianiaya oleh manusia.
  • Kucing kalah dalam pertarungan dalam memperebutkan wilayah kekuasaan.

Saat kucing mengalami stres berat, selera makan kucing akan menurun. Pada kondisi parah, kucing bahkan tidak mau makan dan lebih senang menyendiri. Akibatnya, berat badan kucing terus menurun sampai kucing menjadi sangat kurus.

Kalau sudah seperti itu, kamu harus meluangkan waktu untuk menghibur kucingmu. Beri perhatian ekstra padanya. Ajaklah kucing bermain, berikan snack kucing yang lezat agar mood kucing kembali membaik.

Belikan makanan kucing premium untuk memberikan tenaga ekstra agar tubuh kucing bertenaga. Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, selesaikan penyebab stres kucing dan angkat dia dari jurang keterpurukan. Niscaya, sebulan ke depan, kucing akan segera sehat dan kembali doyan makan.

Melihat kucing tidak mau makan memang bikin cemas dan khawatir, tapi jangan terlarut dalam hal tersebut terlalu lama. Segera cari solusi agar kucing kembali doyan makan. Karena kucing yang tidak mau makan akan menjadi sangat kurus dan mudah sakit. Jadi, setelah mempelajari penyebab kucing tidak mau makan ini, segera praktikkan ilmunya ya. Dan buat kucing kamu kembali sehat dan lahap makan seperti sebelum-sebelumnya.

Default image
Mo Ghozi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *